Revitalisasi bahasa Jawa dan bahasa lainnya

Latar Belakang

Bahasa Jawa saat ini mengalami penurunan. Beberapa jenis penurunan yang dirasakan yaitu kurangnya penuturan bahasa Jawa yang dianggap cukup baik dan tidak bersifat kreol di kalangan usia muda atau produktif dan adanya pengurangan penggunaan bahasa Jawa oleh orangtua atau keluarga kepada anak-anak sejak dini yang digantikan penuh dengan bahasa Indonesia. Fenomena ini dapat dibandingkan dengan sekitar satu hingga dua dasawarsa lalu di mana penggunaan bahasa Jawa masih cukup dominan di kalangan keluarga dan masyarakat yang berdampak kepada pengajaran bahasa Jawa sebagai bahasa ibu oleh oleh orangtua kepada anak-anak atau generasi selanjutnya. Melihat fenomena di atas maka perlu adanya upaya untuk mengkaji adanya hambatan-hambatan bagi masyarakat untuk menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan bahasa sehari-hari atau non formal mereka terutama bagi keberlangsungan bahasa Jawa pada gnerasi selanjutnya.

Permodelan revitalisasi bahasa yang sudah pernah ada

1. Bahasa Ibrani

Aksara Ibrani

Bahasa Ibrani merupakan salah satu contoh bahasa yang paling umum dibahas dalam proyek revitalisasi. Bahasa ini merupakan bahasa orang Ibrani atau Israel yang dianggap mulai tergantikan semenjak jaman pembuangan di Babilonia oleh bahasa Aram. Kemudian, setelah bangsa Ibrani berada di bawah kekuasaan Romawi penggunaan bahasa Yunani menjadi lebih umum bagi orang Yahudi karena bahasa tersebut merupakan bahasa resmi di wilayah Romawi timur dan merupakan bahasa perantara bagi banyak bangsa di kala itu. Penggunaan bahasa Ibrani semakin menurun setelah Pemberontakan Bar Kokhba dan pengungsian bangsa Ibrani ke pelbagai tempat akibat pengusiran Romawi dan penghancuran Yerusalem. Secara umum, bahasa Ibrani selalu menjadi bahasa kitab suci dan bahasa liturgis sehingga bahasa tersebut tidak sepenuhnya hilang namun tidak dapat dianggap menjadi hidup secara umum.

Revitalisasi bahasa Ibrani terjadi di Eropa dan Palestina pada akhir abad 19 dan 20 dengan menjadikan bahasa Ibrani sebagai bahasa terucap dan tertulis sehari-hari. Proses tersebut lama kelamaan menjadikan bahasa Ibrani menjadikannya dari bahasa yang sebelumnya tidak memiliki penutur asli (native speaker) menjadi bahasa yang memiliki berjuta-juta pengguna.

Akibat penggunaan bahasa Ibrani yang tidak menjadi bahasa ibu maka pengucapan dan penggunaan kosakata pada bahasa Ibrani sedikit banyak mengalami perubahan. Hal yang paling terlihat ialah adanya bahasa Yiddish di Jerman akibat pengaruh bahasa Jerman kepada bahasa Ibrani. Pengucapan suku kata pada bahasa Ibrani di pelbagai tempat pun sangat dipengaruhi kebiasaan bahasa baru yang mereka dapatkan sebagai bahasa baru mereka.

Kebangkitan bahasa Ibrani tertulis pada mulanya terjadi di Eropa. Bahasa Ibrani mulai dipergunakan untuk menulis novel maupun untuk menulis ilmu pengetahuan seperti Twenty Thousand Leagues Under the Sea dan Journey to the Center of the Earth di tahun 1877 dan 1878. Akan tetapi, kekurangan pada kosakata untuk mengkomunikasikan konsep ilmu pengetahuan yang semakin berkembang masih dirasa kurang. Penulisan puisi juga tidak kalah populer baik dalam bahasa Ibrani maupun Yiddish.

Kebangkitan bahasa Ibrani terucap umumnya terjadi di Palestina. Pada abad ke-19 bahasa Ibrani yang dimodifikasi menjadi bahasa perantara bagi banyak diaspora Ibrani dari pelbagai daerah. Eliezer ben yehuda dianggap sebagai pembangkit bahasa Ibrani secara ideologis dan simbolis. Dia merupakan orang pertama yang dianggap mencetuskan dan menaikkan konsep kebangkitan bahasa Ibrani, mempublikasikan artikel di koran tentang hal itu, dan membuat proyek bernama Ben Yehuda DIctionary. Akan tetapi, hal yang benar-benar menjadi kebangkitan bahasa Ibrani pada saat itu ialah adanya kedatangan bangsa Ibrani ke Israel melalui Aliyah 1 dan 2. Sekolah bahasa Ibrani yang pertama-tama didirikan dan bahasa Ibrani mulai dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lama kelamaan, bahasa Ibrani menjadi bahasa yang sistematis dan menjadi bahasa yang nasional bagi mereka dalam hal ini.

Kamus karangan Ben Yehuda

Revitalisasi bahasa Ibrani oleh Ben yehuda berarkar dari kegiatannya dalam pembentukan kosakata baru bagi bahasa Ibrani yang dianggap penting seperti hatzil untuk terong, dan hashmal bagi listrik. Kosakata yang tidak dimiliki bahasa Ibrani untuk produk-produk dari wilayah ‘Dunia Baru’ juga diberikan kosakata olehnya seperti tiras untuk jagung dan ‘agbaniyyah untuk tomat. Pembentukan kosakatanya dilakukan melalui banyak hal seperti perbandingan bentuk dan sifat serta penggunaan bahasa Ibrani kuno.

Kebangkitan bahasa Ibrani memiliki tiga tahap. Tahap pertama, kegiatan diutamakan pada sekolah-sekolah serta perkumpulan bahasa. Lalu pada tahap kedua, bahasa Ibrani sudah mulai digunakan pada perkumpulan-perkumpulan bersama maupun kegiatan masyarakat. Lalu pada tahap ketiga, bahasa Ibrani sudah digunakan oleh masyarakat sebagai bahasa yang umum untuk pelbagai kegiatan serta kebutuhan. Pada tahap terakhir ini, bahasa Ibrani sudah memiliki bentuk terucap maupun tertulis. Semua tahap ditandai dengan kegiatan dari pelbagai organisasi yang turut bekerja secara aktif maupun secara ideologis dalam kebangkitan bahasa Ibrani. Sebagai contoh dan gambaran, keberhasilan kegiatan ini terbukti dengan pendirian Universitas Bahasa Ibrani maupun organisasi lain seperti organisasi buruh di Palestina.

Pada tahap-tahap yang terjadi, pembentukan sekolah berbahasa Ibrani sangatlah berjasa dalam kebangkitan bahasa Ibrani. Tentu saja resistensi terjadi dari beberapa kalanganorangtua disebabkan oleh ketidakpraktisan bahasa Ibrani di jenjang yang lebih tinggi. Namun, pada tahun 1890 didirikan Komite Bahasa Ibrani yang berfungsi dalam pembuatan kosakata baru untuk penggunaan harian dan pendukungan akan penggunaan tatabahasa Ibrani yang benar. Bahkan setelah ditutupnya organisasi secara resmi, komite yanga dad tetap terus bekerja dan menerbitkan pelbagai buku, kamus, buletin, dan periodikal didampingi dengan pembentukan beribu-ribu kosakata baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dna bidang yang ada. Komite ini terus bekerja hingga didirikannya Akademi Bahasa Ibrani di tahun 1893. Pada tahun 1903, didirikan pula Persatuaan Guru Bahasa Ibrani dengan peserta sejumlah 60 orang. Program seperti sekolah bahasa Ibrani menghasilkan beberapa ratus orang yang fasih berbahasa Ibrani.

Penanda tempat berbahasa dan beraksara Ibrani

Walaupun bahasa Ibrani tidak langsung mendapatkan tempat di rumah-rumah, penggunaannya dapat terlihat dalam perkumpulan, konferensi, maupun diskusi. Hal ini didukung pula oleh Aliyah kedua yang berasal dari komunitas Ibrani Eropa yang sudah mengetahui penggunaan dan kebangkitan sastra Ibrani di Eropa sehingga mereka dapat membayangkan maksud bahwa bahasa Ibrani dapat digunakan untuk dalam kehidupan sehari-hari di pelbagai bidang. Selain itu, beberapa lulusan dari sekolah-sekolah bahasa Ibrani yang kemudian mendidik anak-anak mereka sendiri dalam bahasa Ibrani menjadi penutur asli juga turut serta dalam tahap yang kedua ini. Dikarenakan baik kefasihan dari pelbagai imigran yang bukan penutur asli maupun penutur asli itu sendiri yang lahir di Palestina menjadikan bahasa Ibrani betumbuh dengan pesat. Dalam periode ini, penggunaan bahasa Ibrani menjadi semakin populer dan gencar. Pada tahun 1912, dapat dilihat bahwa sulit sekali ditemukan adanya seorang anak Ibrani yang tidak dapat membaca koran berbahasa Ibrani.

Koran berbahasa dan beraksara Ibrani

Pada tahun 1902, ruang-ruang umum seperti jalanan dan kafe bahkan pengumuman semua ditulis dalam bahasa Ibrani. Para peneliti yang mempelajari basis data Google Books melihat bahwa perkembangan kosakata bahasa Ibrani naik hingga lima kali lipat dari tahun 1915 hingga 1920 yang salah satunya dikreditkan kepada hasil tahapan kedua.

Dengan adanya kenaikan jumlah anak-anak yang lulus dari sekolah bahasa Ibrani maka jumlah orang yang menjadi penutur asli pun bertambah. Dengan demikian, permintaan akan materi dan hiburan berbahasa Ibrani seperti buku, koran, dan drama pun turut bertambah. Pada Perang Dunia pertama,  sekitar 34.000 orang Ibrani di Palestina tercatat sebagai penutur asli bahasa Ibrani.

2. Welsh

Sebuah penanda dalam bahasa Welsh

Welsh adalah salah satu bahasa kuno yang akan dapat terus bertahan kan? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Sangat sulit untuk mengatakan. Namun, apabila bahasa minoritas seperti Welsh dapat melakukannya maka bahasa lain pun juga bisa. Kesulitan ini tidak ahanya dirasakan oleh 74.000 penutur Welsh namun juga bagi penutur bahasa minoritas lainnya.

Seperti sepupu Celticnya yaitu Scottish dan Gaelic, Welsh masih berkutat terus sedangkan bahasa Celtic lainnya sudah kehilangan hampir seluruh penuturnya. Akan tetapi, beberapa dasawarsa silam Welsh sangatlah terpuruk. Jika orangtua merupakan penuturnya maka mereka tidak akan mewariskannya kepada anak-anak mereka. Anak-anak juga tidak mempelajari Welsh di sekolah. Bahkan, di pusat populasi South Wales, bahasa tersebut sudah lama hilang. ‘’Saya tidak pernah mendengar welsh di keluarga saya,’’ kata Julian Ruck, seorang penutur yang bertumbuh di Swansea di tahun 1960-an. Dia berkata bahwa dirinya tidak pernah mendengar Welsh baik di sekolah maupun di antara teman-temannya.

Penanda arah berbahasa Welsh

Namun saat ia kembali hal tersebut menjadi sangat berbeda. ‘’Aku tidak memiliki pemikiran bahwa promosi Welsh telah berkembang sejauh ini. Bahkan (sekarang), rasanya seperti kembali ke negara yang lain,’’ ujarnya. Sekarang dia menjadi minoritas dan kebanyakan orang Wales menginginkan agar bahasa tersebut tetap ada.

Sekarang ini ada sejumlah acara tv di Welsh dibuat oleh studio-studio setempat.Ada juga sekolah yang menjadikan Welsh sebagai bahasa pengantar. Di cardiff, ada 17 sekolah dasar berbahasa Welsh. 30 tahun yang lalu, hal tersebut tidak ada.

‘’Anak-anak mereka pergi ke sekolah berbahasa Welsh sedangkan orangtua mereka pergi ke kelas ore untuk mempelajari Welsh,’’ kata Ian Cox yang juga ikut mengambil kelas di cardiff.

‘’Saya tinggal di sini seumur hidup saya dan memutuskan bahwa inilah saatnya...untuk mempelajari bahasa tersebut,’’ kata Cox. ‘’Setiap kali kami pergi ke luar negeri orang-orang bertanya,’Dapatkah kamu berbahasa Welsh?’ dan hal itu sangatlah memalukan bahwa kami tidak dapat, jadi kami memutuskan untuk mempelajarinya.

Koran berbahasa Welsh

Pada saat yang sama, saya menemukan Esther leman, seorang Indonesia yang selalu berpindah-pindah. ‘’Ketika saya saya tinggal di Hong Kong, saya tidak mempelajari bahasa setempat, bahasa Kanton.’’ katanya. ‘’Saya menyesal. Jadi, saya memutuskan bahwa dimanapun saya tinggal maka saya akan belajar bahasa setempat.’’

Bahasa Welsh miliknya, katanya, tidak terlalu buruk.

‘’Saat ini saya dapat memahami tv lokal dalam bahasa Welsh,’’ ujarnya. ‘’Bukannya saya menggilai rugby tapi ini (terasa) baik untuk menonton hal-hal yang hanya dalam bahasa Welsh.’’

Komitmen dari banyak orang terhadap bahasa ini sangatlah memukau. Tentu saja, mereka adalah pelajar. Untuk menjadi fasih dan menjadi seorang yang mendekati kemampuan penutur asli, mereka perlu untuk membawa hal lebih jauh lagi.

Hal itulah yang dilakukan oleh Jamie Bevan. Bahasa ibunya ialah bahasa Inggris, walaupun dia mempelajari sedikit Welsh di sekolah. Saat dia berada pada akhir umur 20-an nya, ia dan keluarganya bertekad untuk mulai berbicara dalam Welsh satu sama lain. Bevan mengatakan bahwa mereka semua mendapatkan banyak hal dan bahwa hal tersebut adalah suatu hal yang mereka sesali untuk tidak dilakukan lebih awal.

Bevan telah menampakkan semangat tersebut dalam cara-cara yang lain. Dia merupakan aktivis dan ketua dari Welsh Language Society.

Protest telah ada di dalam hati aktivisme Welsh selama bertahun-tahun. Hal ini membantu We;sh mendapatkan status resmi di samping bahasa Inggris.

Hal yang dilakukan Bevan dengan keluarganya merupakan hal yang khusus. Hal yang privat, hal alami yang pribadi, bagian yang hilang di banyak pengalaman pelajar Welsh. Anak-anak mempelajat=ri Welsh di sekolah namun bagaimana dengan di rumah? Bagaimana penutur asing membuat lompatan untuk tumbuh dalam Welsh, bermain dalam Welsh, dan jatuh cinta dalam Welsh?

Hal tersebut yang sering dipikirkan oleh Komisioner Bahasa Welsh, Meri Huws.

‘’Sekarang kita memiliki para muda yang merupakan angkatan awal berbahasa Welsh di dalam keluarga mereka,’’ ujar huws. ‘’Dalam lingkungan rumah mereka tidak memiliki siapapun untuk berkomunikasi dalam bahasa tersebut.’’

Banyak dari angkatan awal penutur Welsh berada dalam masa remaja mereka sekarang. Huws mengatakan bahwa hambatannya ialah untuk memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan untuk berbicara dalam bahsa Welsh di luar lingkungan tersetruktur di sekolah.

Huws merupakan komisioner bahasa Welsh pertama yang pertama kali ada di tahun 2011. Kantornya memberikan saran dan arahan terkait penggunaan Welsh walaupun besar kekuasaanya masih belum jelas.

Bagi para aktivis, pengawasan dari komisioner dapat membantu memastikan masa depan Welsh. Namun menurut Ruck, hal tersebut tidaklah begitu mempengaruhi keadaan.

Ruck memiliki poin. Welsh is imperilled, bukan di kota-kota di mana orang mempelajarinya tapi di tempat di mana hal tersebut diucapkan secara alami, di daerah pinggiran atau desa, umumnya didaerah miskin di daerah utara dan selatan.

‘’Ada perubahan besar pada demografi area selama 30-40 tahun terakhir.’’ kata Peredur Lynch yang mengepalai Sekolah Welsh di Universitas Bangor. ‘’Kau harus pergi kembali ke abad pertengahan untuk melihat perubahan besar populasi seperti itu di belahan dunia ini.’’

Para pensiunan dari Inggris telah berpindah ke tempat ini dalam jumlah besar dan mereka membuat jalan linguistik yang baru.

Lynch tumbuh di desa yang sebelumnya kebanyakn mempergunakan bahasa Welsh. Dia tidak menuturkan bahasa Inggris hingga berumur 8 atau 9. Sekarang, desanya sudah tidak berbahasa mayoritas Welsh.

Untuk keluarganya, anak-anak Lynch berbicara dalam Welsh di sekolah dan rumah. ‘’Namun, tentu saja mereka mengambil bahasa Inggris, hal itu ada di sekitar mereka. Mereka menonton The Simpsons.’’

Dalam keadaan yang seperti itu, hal itu tidak membutuhkan waktu lama, kata ahli bahasa, bagi komunitas bahasa minoritas untuk berpindah kepada bahasa mayoritas. Ketika komunitas turun menjadi di bawah 70% maka ia dalam masalah. Bagian Wales yang dikatakan Lynch sekarang memiliki 69% penutur.

Sensus nasional terakhir juga mengatakan hal demikian. Hal tersebut mencatat penutur Welsh yang semakin sedikit. Beberapa pembuat kebijakan meminta hal-hal protektif sejauh ini termasuk pembatasan proyek perumahan baru apabila mereka merusak konsentrasi jumlah penutur Welsh.

Rapper Dybl-L telah mendengar hal ini dan melihatnya dalam turnya ke komunitas-komunitas kecil Welsh. Dybl-L juga berasal dari daerah berbahasa Welsh yang sama ini. Dia dahulu menggunakan rap dalam bahasa Inggris. “Teman saya bertanya kepada saya: ‘Mengapa kamu tidak mencoba membuat rap dalam bahasa Welsh?’ Saya melihat bahwa hal terebut terasa lebih alami untuk membuat rap dalam bahasa ibu saya,’’ ujarnya.

Sekarang bahwa dia telah merubah bahasa untuk rap, Dybl-L menemukan bahwa rap miliknya menjadi lebih terasa pribadi. ‘’Saya merasa bahwa saya dapat memberi perasaan yang lebib dalam kata-kata saya bsaat melakukan rap dalam Welsh,’’ ujarnya.

Tidak mungkin untuk mengetahui apa yanh akan terjadi pada Welsh. Jelas bahwa banyak orang merasa lebih nyaman untuk menggunakannya. Bahkan beberapa orang yang tidak dapat menuturkannya dengan baik atau sama sekali melihatnya dengan kebanggaan yang besar. Namun, ancaman-ancaman yang ada adalah nyata dan berkembang. Apa yang akan terjadi kepada bahasa tersebut jika tanah kebahasaannya, atau paru-parunya kata seorang aktivis, menjadi runtuh? Akankah kebangkitan Welsh di tempat lain akan kuat menahan hal semaca itu?

Takdirnya akan dilihat dengan dekat, terutama di kantung-kantung dari keberagaman bahasa di tempat berbahasa Inggris.

Apapun yang terjadi, Welsh telah menjadi contoh kasus untuk ketahanan hidup bahasa dan kemungkinan kebangkitan.


Daftar Pustaka


Comments